Kamis, 05 April 2012

TATA CARA TUGURAN


Umat Katolik yang datang ke misa Kamis Putih yang paling malam hampir pasti mendapati bahwa ritus penutup dengan berkat dalam misa itu ditiadakan. Sebagai gantinya ada ritus pemindahan Sakramen Mahakudus, dari altar utama ke altar (atau tabernakel) lain. Di altar (atau tabernakel) lain itulah kemudian dilakukan pentakhtaan Sakramen Mahakudus (dalam sibori, bukan monstrans). Nah, biasanya lalu Sakramen Mahakudus itu dijaga oleh umat dalam suatu ritus yang disebut tuguran. Pertanyaan berikutnya, apa yang dilakukan selama tuguran itu? Jawabnya sederhana sekali, diam dan hanya diam.

Beberapa tahun terakhir ini saya mengamati adanya trend untuk mengisi kegiatan tuguran dengan berbagai doa-doa bersama, bahkan sahut menyahut. Saya kurang jelas siapa yang memulai eksperimen ini. Saya pribadi lebih menyarankan agar umat mengikuti dan melestarikan tradisi katolik universal yang dipraktikkan di seluruh dunia dan sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Sekali lagi, diam dan hanya diam...Selengkapnya..........

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More