Jumat, 27 Juli 2012

SEJARAH SANTO BERNARDUS

Santo Bernardus
Pada suatu hari seorang putera bangsawan bersama 30 orang rekannya mengetuk pintu biara Citeaux (Perancis) di tengah hutan lebat. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1112. Mereka mendatangi biara yang setengah kosong dan sangat primitif itu untuk mencari hidup pertapaan yang paling keras. Bernardus, pemimpin mda mereka, baru berusia 21 tahun. Ia membawa serta tiga sodara sekandung serta pamannya. Sebenarnya sangat lemah kesehatannya, tetapi ia pandai dan semangatnya menyala-nyala. Ia mencari Kerajaan Allah dengan banyak berdoa di tengah malam, berpuasa dan matiraga serta bekerja keras membanting tulang baik di ladang maupun di hutan.

Baru beberapa tahun di biara, Bernardus sudah dipercaya mendirikan biara baru di Clairvaux, ‘Lembah Cerah’, yang pada waktu itu masih hutan belukar. Para rahib yang tidak berbicara ini dengan cucuran keringat bekerja siang malam, karena persediaan makan mereka tidak cukup. Mereka tidak mempunyai rumah, padahal desa-desa jauh dari tempat tinggal mereka yang lenggang dan sepi itu. Sepuluh tahun kemudian, karya itu berkembang pesat, sehingga biara-biara baru mau tak mau harus didirikan. Mereka mengibarkan sayap sampai ke inggris dan Irlandia.

Ketenaran pribadi Bernardus bergema di mana-mana. Oleh karena itu, kendati kesehatannya lemah dan sifatnya rendah hati, namun ia ditarik untuk mengemban tugas-tugas di luar biara. Demi memperjuangkan kepentingan gereja, ia memperbaharui biara-biara dan ordo alin dan menghindarkan orang yang tidak diangkat menjadi uskup. Ia mengingatkan kewajiban raja dan paus akan kewajiban mereka. Suatu ketika, para kardinal memilih dua paus. Bernardus mengingatkan, bahwa Paus Innozenzyang lebih pantas. Ia menjadi penasehat paus, kaisar, raja-raja dan uskup-uskup. Melalui khotbahnya yang berapi-api ia menyerang ajaran sesat dan bidah. Ketika gereja membutuhkan pasukan sukarela untuk mempertahankan Tanah Suci, ia menjelajahi Perancis dan Jerman untuk meyakinkan para bangsawan akan kewajiban mereka mempertahankan makam Kristus di Yerusalem. Tetapi karya Bernardus yang masih dikagumi hingga kini ialah buku-buku yang ia tulis mengenai pengalaman-pengalaman rohani dan lagu-lagu pujian dengan syair-syairnya yang indah. Bernardus meninggal di Clairvaux. Pesan terakhirnya “Kita bukan anak malam dan kegelapan! Hiduplah sebagai anak cahaya!”

Bernardus, rahib, abbas, pujangga gereja serta pendiri kedua Ordo Sistersien (1090-1153). Sato Bernardus dilambangkan dengan sangkar lebah (‘Doctor mellifluus’). Santo Bernardus diperingati setiap tanggal 20 Agustus.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More